Kamis, 17 Juli 2014

ASUHAN KEBIDANAN

Pada Ny “ H “ 34 th G4P300003 dengan KET dan Syok
Di Ruang Bersalin / VK RSIA Muslimat Jombang













Oleh
Indah Retno Agustin
7212018

D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1               Latar belakang

                        Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana sel telur ber implatansi dan tumbuh di luar endometrium kavum uterus. Termasuk kehamilan ektopik ialah kehamilan tuba, kehamilan ovarial, kehamilan ligamenter, kehamilan servikal,  dan kehamilan abdomen primer dan sekunder. Kehamilan ekstra uterin tidak sinonim dengan kehamilan ektopik, karena kehamilan di pars intersitalistuba dan kanalis servikalis masih termasuk kehamilan intrauterine tetapi bersifat ektopik. Kehamilan ektopik ada 2 tahap yakni , kehamilan ektopik belum tergannggu dan kehamilan ektopik terganggu.
                        Banyak di masyarakat yang belum mengetahui tentang kehamilan ektopik ini.ciri –ciri orang yang mengalami kehamilan ektopik belum terganggu memang tidak Nampak, berbeda dengan orang yang mengalami kehamilan ektopik terganggu tanda tandanya sangat Nampak dan jelas. Seperti perdarahan, nyeri perut yang hebat ataupun di sertai dengan syok.

1.2               Tujuan
1.2.1    Tujuan Umum
      Dapat melakukan asuhan kebidananpada ibu dengan diagnose KET + syok dengan menggunakan 7 langkah manajemen varney dan melakukan pemantauan dengan cara SOAP

1.2.2    Tujuan Khusus

a.       Dapat melakukan pengkajian dengan baik data subjektif maupun objektif
b.      Dapat membuat interpretasi data dengan tepat
c.       Dapat menentukan diagnose / masalah potensial dan antisipasi
d.      Dapat menentukan tindakan segera yang tepat
e.       Dapat membuat perencanaan tindakan yg tepat
f.       Dapat melaksanakan rencana  tindakan yang telah di buat dengan baik
g.      Dapat melakukan evaluasi dan tindakan yang telah di lakukan dari awal sampai akhir.

1.3               Cara Pengumpulan Data

a.      Wawancara
Dengan mengumpulkan data subjektif atau anamnesa langsung pada klien dan keluarga
b.      Observasi
Dengan mengamati langsung secara pemeriksaan fisik untuk mengumpulkan data objektif
c.       Study Pustaka
Adalah dengan cara mempelajari buku buku dan sumber lain untuk mengumpulkan dasar – dasar ilmiah yang berhubungan dengan kehamilan ektopik terganggu dan syok.
d.      Dokumentasi
Melakukan pendokumentasian dengan melihat langsung pada klien.



BAB II
TINJAUAN TEORI
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


2.1 DEFINISI
             Kehamilan ektopik adalah kehamilan diman sel telur yang di buahi berimplatansi dan tumbuh diluar endometrium  kavum uterus. Termasuk kehamilan ektopik adalah kehamilan tub a kehamilan ovarial, kehamilan intraligamenter, kehamilan servikal dan kehamilan abdomen primer dan sekunder.
            Kehamilan ekstrauterin tidak sinonim dengan kehamilan ektopik. Karena kehamilan di pars interstisialis tuba dan kanalis servikalis masih termasuk kehamilan intrauterine tapi bersifat ektopik.

2.2 ETIOLOGI
            Sebagian besar kehamilan ektopik tidak di ketahui. Setelah sel telur di buahi di bagian ampula tuba  maka setiap hambatan perjalanan sel telur kedalam rongga rahim memungkinkan kehamilan tuba.
            Kehamilan ovarial dapat terjadi apabila spermatozoa memasuki volikel de graff yang baru pecah dan membuat sel telur yang dibuahi bernidasi di daerah endrometriosis di ovarium.
            Kehamilan intraligamenter biasanya terjadi sekunder dan kehamilan tuba atau kehamilan ovarial yang mengalami rupture dan mudigah masuk diantara 2 lapisan ligamenter latum. Kehamilan servikal berkaitan dengan factor multiparitas yang berriwayat pernah mengalami abortus atau operasi pada rahim termasuk seksio sesaria.
            Kehamilan abdominal terjadi sekunder dari kehamilan tuba.

2.3 DIAGNOSTIK
·         Kehamilan Ektopik Belum Terganggu
Kehamilan ektopik belum terganggu sulit di ketahui , karena biasanya penderita tidak menyampaikan keluhan yang khas. Di samping gangguan haid, keluhan yang paling sering di sampaikan adalah nyeri di perut bawah yang tidak khas,  walaupun kehamilan ektopik belum mengalami rupture . kadang kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang sukar di tentukan, keadaan ini pun masih harus di pastikan dengan alat bantu diagnostic yang lain seperti USG  dan laparoskopi.

·         Kehamila Ektopik Terganggu
Diagnostic kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak atau akut biasanya tidak sulit. Keluhan yang sering disampaikan adalah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi gangguan siklus haid di sertai nyeri perut bagian bawah  dan tenemus. Dapat terjadi perdarahan pervagina . yang menonjol adalah penderita tampak kesakitan , pucat dan pada pemeriksaan ginekologik di temukan servik yang nyeri bila di gerakkan dan kavum douglas yang menonjol dan nyeri teraba.

2.4 ALAT BANTU DIAGNOSTIK
1.      Test kehamilan
Reaksi imunologik untuk mengetahui ada atau tidaknya hormone human chorionic gonadotropin (HCG)
Jaringan trofoblas kehamilan ektopik menghasilkan HCG dalam kadar yang lebih rendah dari pada kehamilan intrauteri normal
Akan tetapi tes kehamilan tidak dapat membedakan kehamilan intrauterine dan kehamilan ektopik.
2.      Kuldosentris
Pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum douglas ada darah atau cairan yang lain
3.      Ultrasonografi
Aspek yang terpenting dalam penggunaan ultrasonografi adalah pada penderita yang di duganya mengalami kehamilan ektopik ialah evaluasi uterus. Dalam pemeriksaan ultrasonografi di temukan kantung gestasi intrauterine. Sebaliknya apabila tidak di temukan  kantung gestasi dalam uterus, mungkin tampak suatu gambaran daerah ekhogenik dalam kavum uterus yang dapat berasal dari trofoblas pada abortus inkomplit atau desidua pada kehamilan ektopik.
Setelah melakukan evaluasi uterus, lalu evaluasi adnesta. Diagnostic pasti kehamilan ektopik . apabila hasil penilaian procedure diagnostic yang lain meragukan, melalui pemeriksaan sonografi ialah apabila di temukan kantung gestasi di luar uterus yang di dalamnya tampak denyut jantung janin.
4.      Laparoskopi
Laparoskopi hanya di gunakan sebagai alat bantu diagnostic yang terakhir untuk kehamilan ektopik. Apabila hasil penilaian prosedur laparoskopi, alat kandungan bagian dalam dapat di nilai. Secara sistematis dinilai keadaan uterus , ovarium, tuba, kavum douglas, dan ligamentum latum.

2.5 PENANGANAN
            Hal yang harus di pertimbangkan :
1.      Kondisi penderita
2.      Keinginan penderita akan fungsi reproduksinya
3.      Lokasi kehamilan ektopik
4.      Kondisi anatomic organpelvis
5.      Kemampuan teknik bedah dokter operator
6.      Kemampuan teknologi fertilisasi invert setempat
Hasil pertimbangan ini menentukan apa perlu di perlakukan salpingektomi pada kehamilan tuba, atau dapat di lakukan pembedahan konservativ dalam arti hanya salpingektomi atau reanastomis tuba.
DEFINISI SYOK


                        Syok adalah kondisi hilangnya volume darah  sirkulasi efektif. Kemudian diikuti dengan perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolic seluler.
                        Syok adalah suatu syndrome klinin yang di tandai dengan adanya hypertensi, tarcycardia, kulit yang dingin, pucat, dan basah, hypervertilasi, perubahan status mental, penurunan produksi urin.

Macam-macam syok :
1.      Syok kardiogenik
Ø  Berhubungan dengan kelainan jantung
2.      Syok hipovolemik
Ø  Akibat penurunan volume darah
3.      Syok anafiatik
Ø  Akibat reaksi alergik
4.      Syok neurogenik
Ø  Akibat kerusakan pada system saraf

Penyebab :
1.      Perdarahan ( Syok Hipovolemik )
2.      Dehidrasi  ( Syok Hipovolemik )
3.      Gagal jantung ( Syok Kardiogenik )
4.      Trauma atau cedera berat
5.      Serangan jantung ( Syok Kardiogenik )
6.      Cedera tulang belakang ( Syok Neurogenik )
7.      Infeksi ( Syok Septik)
8.      Reaksi alergi (Syok Anafiatik )
9.      Syndrome Syok Toksik



Tanda – Tanda Syok
1.      Gelisah, pucat, keringat berlrbihan dan kulit lembab
2.      Bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
3.      Nyeri dada
4.      Kulit lembab dan dingin
5.      Pembengkakan air kemih berkurang
6.      Pusing
7.      Pingsan
8.      Hipotensi
9.      Nadi cepat nafas dangkal

Penanganan Syok :
1.      Melihat daerah sekilas, apakah bahaya (danger ) baik untuk penolong maupun yang di tolong.
2.      Bebaskan jalan nafas ( ABC : Airway , breathing, circulation )
3.      Peninggian tungkai (8-9 cm), apabila ABC clear
4.      Cegah hipotermi
5.      Lakukan penanganan cedera
6.      Obat obat di berikan pada pasien  dengan IV
7.      Infuse untuk member cairan,  bila perlu di berikan tranfusi darah
8.      Konseling keluarga kondisi pasien




MANAJEMEN HELEN VARNEY


A.    Definisi Pengkajian
     Pengkajian merupakan langkah awal untuk mendapatkan dengan mengumpulkan semua data – data yang di butuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien melalui anamnesa. Pemeriksaan penunjang dan data – data tersebut di klasifikasikan sebagai data subjektif, data objektif dan data penunjang.
B.     Pembagian Pengkajian
     Pengkajian fase pertama proses keperawatan di bagi menjadi 2 :
1.      Pengumpulan data
2.      Pengorganisasian data
C.    Pengumpulan data
     Pengumpulan data adalah alat utama dalam pengkajian awal / pasien dan merupakan proses untuk memperoleh informasi yang di perlukan untuk memberikan asuhan kebidanan. Informasi berubah – ubah karena data bertambah dank arena perubahan kondisi. Informasi tentang masalah – masalah actual atau potensial dapat datang secara langsung dari pasien, anggota keluarganya atau teman rekan medic atau dari tenaga kesehatan yang lainnya.
     Macam – acam pengumpulan data :
I.       PENGKAJIAN
a.      Data subjektif
           Suatu data yang ada dalam format pengkajian awal pasien dan melakukan wawancara pada pasien dan apabila pasien tidak sadar , tidak dapat melakukan wawancara  dengan pasien langsung, dapat di lakukan wawancara dengan keluarga pasien langsung.
1.      Keluhan utama
Keluhan yang di rasakan pasien saat ini yang menyebabkan pasien masuk rumah sakit.
2.      Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui riwayat menstruasi pasien, seperti menarche, HPHT, flour albus, Disminorea, siklus Menstruasi, dan lama menstruasi
3.      Riwayat Kehamilan yang Lalu
Untuk mengetahui apakah pasien pernah hamil atau belum, berapa kali hamil, tempat persalinan, jenis persalinan, penolong persalinan, dll
4.      Riwayat KB
Untuk mengetahui pasien pernah menggunakan alat kontrasepsi apa saja.
5.      Riwayat Penyakit yang lalu
Mengetahui apakah pasien pernah menderita penyakit yang di deritanya pada masa lalu, dan apakah pasien pernah mengidap penyakit menahun, menular dan penyakit turunan.
6.      Riwayat Penyakit keluarga
Mengetahui apakah keluarga pasien pernah menderita penyakit menahun, turunan atau menular.
7.      Pola aktivitas sehari-hari
a.       Pola nutrisi
Bagaimana nafsu makan dan minumnya, berapa kali makan/ minum dalam sehari dan jumlah makanan atau minuman.
b.      Pola istirahat
Bagaimana istirahatnya, tidurnya nyenyak atau tidak. Berapa jam tidur dalam sehari
c.       Pola eliminasi
Yang di tanyakan apakah pasien merasakan sakit saat BAB / BAK, ada keluhan atau tidak, lancar atau tidak dan berapa kali dalam sehari
d.      Pola hygine
Bagaimana menjaga kebersihan  tubuhnya seperti berapa kali mandi dalam sehari.

b.      Data objektif
           Data yang di dapat dengan cara memeriksa secara langsung dengan pasien. Data ini bertujuan untuk  mengetahui keadaan pasien  sekarang setelah pasien merasakan keluhannya.
a.       Pemeriksaan umum, meliputi :
1.      Kesadaran umum       : bagaimana keadaan umumnya
2.      Kesadaran                  : kesadaran : compos metis atau tidak
3.      TTV   
b.      Pemeriksaan fisik
1.      Inspeksi
a.       Kepala      : bagaimana kebersihan pada rambut, warna ada benjolan atau tidak.
b.      Mata         : simetris atau tidak, konjungtiva anemis atau tidak.
c.       Hidung     : simetris atau tidak ,adanya secret atau tidak.
d.      Telinga      : bersih atau tidak ada kelainan atau tidak.
e.       Mulut        : simetris atau tidak
f.       Bibir         : ada stomatitis atau tidak
g.      Dada         : simetris atau tidak, ada luka atau tidak.
h.      Abdomen : ada luka atau tidak, lunak atau mengeras
i.        Genetalia  : ada luka jahitan atau tidak
j.        Ekstremitas : ada luka atau tidak, jumlah jari normal atau tidak.
2.      Palpasi
a.       Leher        : ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis ada atau tidak.
b.      Payudara  : ada benjolan atau pembengkakkan atau tidak
c.       Abdomen :ada nyeri tekan atau tidak
3.      Auskultasi
a.       Dada         : terdapat wheizing dan ronchi atau tidak.
b.      Abdomen : peristaltic usus normal atau tidak.
4.      Perkusi
a.       Ekstremitas A/B   : ada  reflek patela ataukah tidak
c.       Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan yang di peroleh dari laboratorium.

II.    INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data data yang telah di kumpulkan di interpretasikan sehingga di tentukan masalah atau diagnose yang spesifik. Kata masalah dan diagnose  keduanya di gunakan karena , beberapa masalah tidak dapat di selesaikan seperti diagnose. Tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang di tuangkan dalam sebuah rencana asuahan terhadap klien.
III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan di lakukan pencegahan , sambil mengamati klien , bidan di harapkan bersiapmsiap bila diagnose / masalah potensial ini benar benar terjadi.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan maupun dokter untuk di konsultasikan atau di tangani bersama sama dengan anggota tim kesehatan yang lain  sesuai dengan kondisi klien.
V.    INTERVENSI
 Merencanakan asuhan yang menyeluruh di tentukan oleh langkah – langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnose atau masalah yang telah di identifikasi atau di antisipasi , pada langkah ini informasi / data dasar yang tidak lengkap dapat di lengkapi.
VI. IMPLEMENTASI
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh  seperti yang di uraikan pada langkah ke 5 di laksanakan secara efisien dan aman
VII.                     EVALUASI
Pada langkah ke tujuh ini di lakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan  meliputi pemenuhan kebutuhan dll.





BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
Ny “ H “ 34 th G4P300003 dengan KET dan Syok di Ruang Bersalin / VK RSIA Muslimat Jombang

No register                : 08.35.34
Ruangan                    : Ruangan Bersalin / VK
Tanggal MRS            : 20-05-2014
Tanggal Pengkajian   : 20-05-2014
Waktu                       : 11:00 WIB

I.                   Pengkajian
A.    Data Subjektif
1.      Biodata
Nama                        : Ny “H”                                  Nama Suami    : Tn “G”
Umur             : 44 th                                      Umur               : 44 th
Agama          : islam                                      Agama             : Islam
Pendidikan    : SMA                                     Pendidikan      : SMA
Pekerjaan      : -                                             Pekerjaan         : PNS
Alamat          : jl. Meyjeng Sungkon

2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 2 bulan, mengeluhkan keluar darah / flek darah dan merasakan nyeri perut yang hebat.

3.      Riwayat Menstruasi
Menarche      : 13 th                                      Warna              : Merah
Siklus            : 28 hari                                   disminorea       :  -
Lama             : 7 hari                                     fluor Albus      :  -




4.      Riwayat kehamilan yang Lalu
no
Tahun
Tempat
bersalin
U
K
Jenis
persalinan
penolong
JK
BB
TB
Keadaan
KB
1
1990
BPM
36
Spt
Bidan
L
3,1/ 52
Hidup
24 th
-
2
1994
BPM
40
Spt
Bidan
L
3,5/ 50
Hidup
20 th
-
3
1999
RS
42
Spt
Bidan
P
3,0 / 51
Hidup
15 th
MOW
4
H
A
M
I
L

I
N
I

5.      Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah ikut KB MOW

6.      Riwayat Penyakit yang Lalu
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menurun , menular menahun ( asma, kencing manis, HIV/AIDS, jantung)

7.      Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit menurun , menular menahun ( asma, kencing manis, HIV/AIDS, jantung)

8.      Riwayat Psikologis
Riwayat pernikahan  : kawin ke 2
Lama nikah               : 8 th



9.      Pola kebiasaan Sehari hari
·         Nutrisi
-          sebelum MRS   : makan 3x sehari , minum 1 liter sehari
-          MRS                 : puasa post op
·         Istirahat
-          Sebelum MRS   : tidur malam 7 jam ( 21:00-04:00 )
                             Tidur siang 1 jam ( 14:00-15:00)
-          MRS                 : pasien mengeluh sering tidak bisa tiidur di RS                                   jadi tidak teratur.
·         Eliminasi
-          Sebelum MRS   : BAB 1x/ hari , BAK 5-6x/hari
-          MRS                 : BAB tidak teratur, BAK ±1400 cc/hari 
·         Personal hygine
-          Sebelum MRS   : mandi 2x/hari, ganti baju 2x/hari, sikat gigi                                        2x/hari
-          MRS                 : mandi 2x/hari (sibling), ganti baju 2x/hari,                                         sikat gigi 2x/hari          

B.     Data Objektif
KU          : Syok                          RR       : 20x/mnt
TD           : 90 / palpasi                TB       : 150 cm
N             : 92 x/ mnt                   BB       : 61 kg
S              : 36,6 º C                     lila       : 26 cm

1.      Pemeriksaan Fisik
a.      Inspeksi
Kepala     : simetris, tidak ada benjolan
Muka       : pucat
Mata        : konjungtiva anemis sclera putih
Mulut      : simetris, stomatitis - , carries  -
Hidung    : simetris tidak ada secret
Telinga    : simetris tidak ada serumen
Payudara : simetris , putting susu menonjok
Abdomen            : tidak ada luka dan ada luka bekas oprasi
Genetalia : adanya flek flek darah
Ekstremitas A/B : normal , tidak ada polydactily sindactily, amelia
b.      Palpasi
Leher       : pembengkakan kelenjar tyroid dan limfe  ( - )
Payudara : tidak ada benjolan yang abnormal
Abdomen            : adanya nyeri tekan
c.       Auskultasi
Dada       : normal, tidak ada wheezing dan ronchi
Abdomen            : bising usus normal
d.      Perkusi
Ekstremitas A/B , kanan dan kiri : reflek patella +/+

2.      Pemerikksaan Penunjang
HB    : 8 gr
USG  : + KET

II.                Interpretasi Data

Tanggal : 20 05 2014
Dx     : Ny “H” 44 th G4P30003 dengan KET dan Syok
Ds     : ibu mengatakan hamil 2 bulan keluar flek flek darah dan nyeri perut            yang hebat.
Do     : KU    : Syok                                      RR       : 20x/mnt
            TD     : 90/ palpasi                             TB       : 150 cm
            N       : 92x/mnt                                 BB       : 61 kg
            S        : 36,6ºC                                   Lila      : 26 cm
Kebutuhan : 
1.       Kolaborasi dengan dokter SpOg
2.      Melakukan penanganan pasien syok
3.      Observasi TTV



III.             Identifikasi Masalah dan Diagnose Potensial
Diagnose potensial : kematian
Masalah potensial : kematian

IV.             Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter SpOg

V.                Intervensi
Dx     : Ny “H” 44 th G4P30003 dengan KET dan Syok

Tujuan:
1.      Memperbaiki kondisi pasien dengan kolaborasi dengan dokter
2.      Syok teratasi
3.      Operasi berhasik dan KET teratasi

Kriteria :
1.      KU pasien membaik
2.      KET dapat diatasi
3.      Tanda tanda vital normal
4.      Operasi berjalan normal

Intervensi
1.      Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOg
R/  KET teratasi dengan operasi laparatomi
2.      Lakukan penanganan pasien syok
R/ KU pasien baik dan syok teratasi
3.      Lakukan konseling kepada keluarga tentang kondisi pasien
R/ keluarga pasien mengerti tentang kondisi pasie dan menerima segala hal yang terjadi





VI.             Implementasi
Tanggal / jam
Kegiatan
ttd
20-05-2014
11:00
















13:00
1.      Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOg
-          Di lakukannya operasi laparatomi pada pasien
2.      Melakukan penanganan pasien Syok
-          Teknik ABC
-          Memberikan terapi infuse pada tangan kiri dan kaki pasien
-          Observasi tanda tanda vital

3.      Melakukan konseling kepada keluarga pasien yakni memberitahu keluarga tentang kondisi pasien syok. Konseling kepada keluarga akan di lakukannya operasi laparatomi. Konseling kepada keluarga tentang hal hal yang akan terjadi pada pasien

1.      Dilakukannya operasi laparatomi
-          Operasi selesai jam 14:00
-          Tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
-          Tidak terjadi perdarahan
-          Syok teratasi





VII.          Evaluasi

Tanggal : 20 05 2014
Jam : 14:00

S        : Ibu mengatakan pusing- pusing dan menggiil
O       : KU    : Baik
          TTV     :           TD       : 110/70 mmhg
                                  N         : 80x/mnt
                                  RR       : 20x/mnt
                                  S          : 36,5ºC
          HB      : 8 gr
          Urin     : 300 cc
A       : post Op Laparatomi
P        :
          1. konseling keluarga tentang kondisi pasien
          2. tranfusu darah
          3. infuse RL
          4. inj trovensis 4 gr
          5. inj miloz 2 gr
          6. inj phetidin
          7. syok teratasi



CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal / jam
Catatan Perkembangan
ttd
20 05 2014
19:00









21 05 2014
05:00










21 05  2014
19:00









22 05 2014
05 : 00
S : ibu mengatakan nyeri di bagian perut bekas oprasi
O: TTV : TD :120/70 mmhg
                N :82 x/mnt
                S :36,2 º C
                RR : 20 x/mnt

A : 7 jam post op laparatomi
P : 1. Infuse RL
2.      Inj. Santagesik  1 amp
3.      Inj. Neurosanbe 1 amp

S : ibu mengatakan merasa baikan dan sudah bisa miring kanan dan miring kiri
O: TTV : TD : 110/80 mmhg
                N :  82         x/mnt
                S : 36,0       º C
                RR :  20     x/mnt

A : 1 hari post op
P :-  Infuse RL
     - Inj. Santagesik  1 amp
      -Inj. Neurosanbe 1 amp

S : ibu mengatakan tidak pusing dan sudah baikan
O: TTV : TD :110/80 mmhg
                N :80 x/mnt
                S :36,6 º C
                RR : 22 x/mnt

A : 1 hari post op
P : aff infuse
      Aff DK


S : ibu mengatakan sudah bisa jalan dan mandi sendiri
O: TTV : TD :110/80 mmhg
                N :80 x/mnt
                S :36,2 º C
                RR : 20 x/mnt

A :2 hari post op
P : pasien persiapan pulang





BAB IV
PENUTUP


I.                   KESIMPULAN
Penanganan pasien KET yang di sertai dengan KU Syok dapat teratasi dengan penanganan syok ABC , dan dengan terapi infuse RL di grojog sebanyak 2 ( di tangan dan di kaki ). Beserta operasi laparatomi yang berkolaborasi dengan dokter SpOg dan juga disertai dengan tranfusi darah.

II.                SARAN

Untuk mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan hendaknya melakukan pengkajian yang komprehensif. Dan lebih banyak belajar atau memahami kondisi pasien pasien di rumah sakit. Tidak lupa juga selalu menjaga nama baik institusi dan diri sendiri.