ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny “ H “ 34
th G4P300003 dengan KET dan Syok
Di Ruang
Bersalin / VK RSIA Muslimat Jombang
Oleh
Indah Retno
Agustin
7212018
D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Kehamilan ektopik adalah
kehamilan dimana sel telur ber implatansi dan tumbuh di luar endometrium kavum
uterus. Termasuk kehamilan ektopik ialah kehamilan tuba, kehamilan ovarial,
kehamilan ligamenter, kehamilan servikal,
dan kehamilan abdomen primer dan sekunder. Kehamilan ekstra uterin tidak
sinonim dengan kehamilan ektopik, karena kehamilan di pars intersitalistuba dan
kanalis servikalis masih termasuk kehamilan intrauterine tetapi bersifat
ektopik. Kehamilan ektopik ada 2 tahap yakni , kehamilan ektopik belum
tergannggu dan kehamilan ektopik terganggu.
Banyak di masyarakat
yang belum mengetahui tentang kehamilan ektopik ini.ciri –ciri orang yang
mengalami kehamilan ektopik belum terganggu memang tidak Nampak, berbeda dengan
orang yang mengalami kehamilan ektopik terganggu tanda tandanya sangat Nampak
dan jelas. Seperti perdarahan, nyeri perut yang hebat ataupun di sertai dengan
syok.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan
Umum
Dapat melakukan asuhan
kebidananpada ibu dengan diagnose KET + syok dengan menggunakan 7 langkah
manajemen varney dan melakukan pemantauan dengan cara SOAP
1.2.2
Tujuan
Khusus
a. Dapat
melakukan pengkajian dengan baik data subjektif maupun objektif
b. Dapat
membuat interpretasi data dengan tepat
c. Dapat
menentukan diagnose / masalah potensial dan antisipasi
d. Dapat
menentukan tindakan segera yang tepat
e. Dapat
membuat perencanaan tindakan yg tepat
f. Dapat
melaksanakan rencana tindakan yang telah
di buat dengan baik
g. Dapat
melakukan evaluasi dan tindakan yang telah di lakukan dari awal sampai akhir.
1.3
Cara
Pengumpulan Data
a.
Wawancara
Dengan
mengumpulkan data subjektif atau anamnesa langsung pada klien dan keluarga
b.
Observasi
Dengan
mengamati langsung secara pemeriksaan fisik untuk mengumpulkan data objektif
c.
Study
Pustaka
Adalah
dengan cara mempelajari buku buku dan sumber lain untuk mengumpulkan dasar –
dasar ilmiah yang berhubungan dengan kehamilan ektopik terganggu dan syok.
d.
Dokumentasi
Melakukan
pendokumentasian dengan melihat langsung pada klien.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
KEHAMILAN
EKTOPIK TERGANGGU
2.1 DEFINISI
Kehamilan ektopik adalah kehamilan diman sel
telur yang di buahi berimplatansi dan tumbuh diluar endometrium kavum uterus. Termasuk kehamilan ektopik
adalah kehamilan tub a kehamilan ovarial, kehamilan intraligamenter, kehamilan
servikal dan kehamilan abdomen primer dan sekunder.
Kehamilan
ekstrauterin tidak sinonim dengan kehamilan ektopik. Karena kehamilan di pars interstisialis
tuba dan kanalis servikalis masih termasuk kehamilan intrauterine tapi bersifat
ektopik.
2.2 ETIOLOGI
Sebagian
besar kehamilan ektopik tidak di ketahui. Setelah sel telur di buahi di bagian
ampula tuba maka setiap hambatan
perjalanan sel telur kedalam rongga rahim memungkinkan kehamilan tuba.
Kehamilan
ovarial dapat terjadi apabila spermatozoa memasuki volikel de graff yang baru
pecah dan membuat sel telur yang dibuahi bernidasi di daerah endrometriosis di
ovarium.
Kehamilan
intraligamenter biasanya terjadi sekunder dan kehamilan tuba atau kehamilan
ovarial yang mengalami rupture dan mudigah masuk diantara 2 lapisan ligamenter
latum. Kehamilan servikal berkaitan dengan factor multiparitas yang berriwayat
pernah mengalami abortus atau operasi pada rahim termasuk seksio sesaria.
Kehamilan
abdominal terjadi sekunder dari kehamilan tuba.
2.3 DIAGNOSTIK
·
Kehamilan
Ektopik Belum Terganggu
Kehamilan
ektopik belum terganggu sulit di ketahui , karena biasanya penderita tidak
menyampaikan keluhan yang khas. Di samping gangguan haid, keluhan yang paling
sering di sampaikan adalah nyeri di perut bawah yang tidak khas, walaupun kehamilan ektopik belum mengalami
rupture . kadang kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang sukar
di tentukan, keadaan ini pun masih harus di pastikan dengan alat bantu
diagnostic yang lain seperti USG dan
laparoskopi.
·
Kehamila
Ektopik Terganggu
Diagnostic kehamilan ektopik terganggu
pada jenis mendadak atau akut biasanya tidak sulit. Keluhan yang sering
disampaikan adalah haid yang terlambat untuk beberapa waktu atau terjadi
gangguan siklus haid di sertai nyeri perut bagian bawah dan tenemus. Dapat terjadi perdarahan pervagina
. yang menonjol adalah penderita tampak kesakitan , pucat dan pada pemeriksaan
ginekologik di temukan servik yang nyeri bila di gerakkan dan kavum douglas
yang menonjol dan nyeri teraba.
2.4 ALAT BANTU DIAGNOSTIK
1.
Test
kehamilan
Reaksi
imunologik untuk mengetahui ada atau tidaknya hormone human chorionic
gonadotropin (HCG)
Jaringan
trofoblas kehamilan ektopik menghasilkan HCG dalam kadar yang lebih rendah dari
pada kehamilan intrauteri normal
Akan
tetapi tes kehamilan tidak dapat membedakan kehamilan intrauterine dan
kehamilan ektopik.
2.
Kuldosentris
Pemeriksaan
untuk mengetahui apakah dalam kavum douglas ada darah atau cairan yang lain
3.
Ultrasonografi
Aspek
yang terpenting dalam penggunaan ultrasonografi adalah pada penderita yang di
duganya mengalami kehamilan ektopik ialah evaluasi uterus. Dalam pemeriksaan
ultrasonografi di temukan kantung gestasi intrauterine. Sebaliknya apabila
tidak di temukan kantung gestasi dalam
uterus, mungkin tampak suatu gambaran daerah ekhogenik dalam kavum uterus yang
dapat berasal dari trofoblas pada abortus inkomplit atau desidua pada kehamilan
ektopik.
Setelah
melakukan evaluasi uterus, lalu evaluasi adnesta. Diagnostic pasti kehamilan
ektopik . apabila hasil penilaian procedure diagnostic yang lain meragukan,
melalui pemeriksaan sonografi ialah apabila di temukan kantung gestasi di luar
uterus yang di dalamnya tampak denyut jantung janin.
4.
Laparoskopi
Laparoskopi
hanya di gunakan sebagai alat bantu diagnostic yang terakhir untuk kehamilan
ektopik. Apabila hasil penilaian prosedur laparoskopi, alat kandungan bagian
dalam dapat di nilai. Secara sistematis dinilai keadaan uterus , ovarium, tuba,
kavum douglas, dan ligamentum latum.
2.5 PENANGANAN
Hal
yang harus di pertimbangkan :
1. Kondisi
penderita
2. Keinginan
penderita akan fungsi reproduksinya
3. Lokasi
kehamilan ektopik
4. Kondisi
anatomic organpelvis
5. Kemampuan
teknik bedah dokter operator
6. Kemampuan
teknologi fertilisasi invert setempat
Hasil
pertimbangan ini menentukan apa perlu di perlakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba, atau dapat di lakukan pembedahan konservativ dalam arti hanya
salpingektomi atau reanastomis tuba.
DEFINISI SYOK
Syok
adalah kondisi hilangnya volume darah
sirkulasi efektif. Kemudian diikuti dengan perfusi jaringan dan organ
yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolic seluler.
Syok adalah suatu
syndrome klinin yang di tandai dengan adanya hypertensi, tarcycardia, kulit
yang dingin, pucat, dan basah, hypervertilasi, perubahan status mental,
penurunan produksi urin.
Macam-macam
syok :
1. Syok
kardiogenik
Ø Berhubungan
dengan kelainan jantung
2. Syok
hipovolemik
Ø Akibat
penurunan volume darah
3. Syok
anafiatik
Ø Akibat
reaksi alergik
4. Syok
neurogenik
Ø Akibat
kerusakan pada system saraf
Penyebab
:
1. Perdarahan
( Syok Hipovolemik )
2. Dehidrasi ( Syok Hipovolemik )
3. Gagal
jantung ( Syok Kardiogenik )
4. Trauma
atau cedera berat
5. Serangan
jantung ( Syok Kardiogenik )
6. Cedera
tulang belakang ( Syok Neurogenik )
7. Infeksi
( Syok Septik)
8. Reaksi
alergi (Syok Anafiatik )
9. Syndrome
Syok Toksik
Tanda
– Tanda Syok
1. Gelisah,
pucat, keringat berlrbihan dan kulit lembab
2. Bibir
dan kuku jari tangan tampak kebiruan
3. Nyeri
dada
4. Kulit
lembab dan dingin
5. Pembengkakan
air kemih berkurang
6. Pusing
7. Pingsan
8. Hipotensi
9. Nadi
cepat nafas dangkal
Penanganan
Syok :
1. Melihat
daerah sekilas, apakah bahaya (danger ) baik untuk penolong maupun yang di
tolong.
2. Bebaskan
jalan nafas ( ABC : Airway , breathing, circulation )
3. Peninggian
tungkai (8-9 cm), apabila ABC clear
4. Cegah
hipotermi
5. Lakukan
penanganan cedera
6. Obat
obat di berikan pada pasien dengan IV
7. Infuse
untuk member cairan, bila perlu di
berikan tranfusi darah
8. Konseling
keluarga kondisi pasien
MANAJEMEN
HELEN VARNEY
A. Definisi
Pengkajian
Pengkajian
merupakan langkah awal untuk mendapatkan dengan mengumpulkan semua data – data
yang di butuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien melalui anamnesa.
Pemeriksaan penunjang dan data – data tersebut di klasifikasikan sebagai data
subjektif, data objektif dan data penunjang.
B. Pembagian
Pengkajian
Pengkajian
fase pertama proses keperawatan di bagi menjadi 2 :
1.
Pengumpulan
data
2.
Pengorganisasian
data
C. Pengumpulan
data
Pengumpulan
data adalah alat utama dalam pengkajian awal / pasien dan merupakan proses
untuk memperoleh informasi yang di perlukan untuk memberikan asuhan kebidanan.
Informasi berubah – ubah karena data bertambah dank arena perubahan kondisi.
Informasi tentang masalah – masalah actual atau potensial dapat datang secara
langsung dari pasien, anggota keluarganya atau teman rekan medic atau dari
tenaga kesehatan yang lainnya.
Macam
– acam pengumpulan data :
I.
PENGKAJIAN
a. Data
subjektif
Suatu
data yang ada dalam format pengkajian awal pasien dan melakukan wawancara pada
pasien dan apabila pasien tidak sadar , tidak dapat melakukan wawancara dengan pasien langsung, dapat di lakukan
wawancara dengan keluarga pasien langsung.
1. Keluhan
utama
Keluhan yang di rasakan pasien saat ini yang
menyebabkan pasien masuk rumah sakit.
2. Riwayat
Menstruasi
Untuk mengetahui riwayat menstruasi pasien,
seperti menarche, HPHT, flour albus, Disminorea, siklus Menstruasi, dan lama
menstruasi
3. Riwayat
Kehamilan yang Lalu
Untuk mengetahui apakah pasien pernah hamil
atau belum, berapa kali hamil, tempat persalinan, jenis persalinan, penolong
persalinan, dll
4. Riwayat
KB
Untuk mengetahui pasien pernah menggunakan
alat kontrasepsi apa saja.
5. Riwayat
Penyakit yang lalu
Mengetahui apakah pasien pernah menderita
penyakit yang di deritanya pada masa lalu, dan apakah pasien pernah mengidap penyakit
menahun, menular dan penyakit turunan.
6. Riwayat
Penyakit keluarga
Mengetahui apakah keluarga pasien pernah
menderita penyakit menahun, turunan atau menular.
7. Pola
aktivitas sehari-hari
a.
Pola
nutrisi
Bagaimana nafsu makan dan minumnya, berapa
kali makan/ minum dalam sehari dan jumlah makanan atau minuman.
b.
Pola
istirahat
Bagaimana istirahatnya, tidurnya nyenyak atau
tidak. Berapa jam tidur dalam sehari
c.
Pola
eliminasi
Yang di tanyakan apakah pasien merasakan
sakit saat BAB / BAK, ada keluhan atau tidak, lancar atau tidak dan berapa kali
dalam sehari
d.
Pola
hygine
Bagaimana menjaga kebersihan tubuhnya seperti berapa kali mandi dalam
sehari.
b. Data
objektif
Data yang di dapat dengan cara memeriksa secara langsung
dengan pasien. Data ini bertujuan untuk mengetahui
keadaan pasien sekarang setelah pasien
merasakan keluhannya.
a.
Pemeriksaan
umum, meliputi :
1.
Kesadaran
umum : bagaimana keadaan umumnya
2.
Kesadaran : kesadaran : compos metis
atau tidak
3.
TTV
b.
Pemeriksaan
fisik
1.
Inspeksi
a.
Kepala : bagaimana kebersihan pada rambut, warna
ada benjolan atau tidak.
b.
Mata : simetris atau tidak, konjungtiva
anemis atau tidak.
c.
Hidung : simetris atau tidak ,adanya secret atau
tidak.
d.
Telinga : bersih atau tidak ada kelainan atau
tidak.
e.
Mulut : simetris atau tidak
f.
Bibir : ada stomatitis atau tidak
g.
Dada : simetris atau tidak, ada luka atau
tidak.
h.
Abdomen : ada luka atau tidak, lunak atau mengeras
i.
Genetalia : ada luka jahitan atau tidak
j.
Ekstremitas
: ada luka atau tidak, jumlah jari normal atau tidak.
2.
Palpasi
a.
Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid dan
vena jugularis ada atau tidak.
b.
Payudara : ada benjolan atau pembengkakkan atau tidak
c.
Abdomen :ada nyeri tekan atau tidak
3.
Auskultasi
a.
Dada : terdapat wheizing dan ronchi atau
tidak.
b.
Abdomen : peristaltic usus normal atau tidak.
4.
Perkusi
a.
Ekstremitas
A/B : ada reflek patela ataukah tidak
c.
Pemeriksaan
penunjang
Hasil pemeriksaan yang di peroleh dari
laboratorium.
II. INTERPRETASI
DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang
benar terhadap diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi yang benar atas data data yang telah di kumpulkan di
interpretasikan sehingga di tentukan masalah atau diagnose yang spesifik. Kata
masalah dan diagnose keduanya di gunakan
karena , beberapa masalah tidak dapat di selesaikan seperti diagnose. Tetapi
sungguh membutuhkan penanganan yang di tuangkan dalam sebuah rencana asuahan
terhadap klien.
III. IDENTIFIKASI
MASALAH DAN DIAGNOSA POTENSIAL
Pada langkah ini kita mengidentifikasi
masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose
yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan di lakukan pencegahan , sambil mengamati klien , bidan di harapkan
bersiapmsiap bila diagnose / masalah potensial ini benar benar terjadi.
IV. IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan maupun dokter untuk di konsultasikan atau di tangani bersama sama
dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.
V. INTERVENSI
Merencanakan
asuhan yang menyeluruh di tentukan oleh langkah – langkah sebelumnya. Langkah
ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnose atau masalah yang telah di
identifikasi atau di antisipasi , pada langkah ini informasi / data dasar yang
tidak lengkap dapat di lengkapi.
VI. IMPLEMENTASI
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang di uraikan pada langkah ke 5 di
laksanakan secara efisien dan aman
VII.
EVALUASI
Pada langkah ke tujuh ini di lakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan
meliputi pemenuhan kebutuhan dll.
BAB
III
ASUHAN
KEBIDANAN
Ny
“ H “ 34 th G4P300003 dengan KET dan Syok di Ruang
Bersalin / VK RSIA Muslimat Jombang
No
register : 08.35.34
Ruangan : Ruangan Bersalin / VK
Tanggal
MRS : 20-05-2014
Tanggal
Pengkajian : 20-05-2014
Waktu : 11:00 WIB
I.
Pengkajian
A. Data
Subjektif
1. Biodata
Nama : Ny “H” Nama Suami : Tn “G”
Umur : 44 th Umur : 44 th
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : - Pekerjaan : PNS
Alamat : jl. Meyjeng Sungkon
2. Keluhan
Utama
Ibu mengatakan hamil 2 bulan, mengeluhkan
keluar darah / flek darah dan merasakan nyeri perut yang hebat.
3. Riwayat
Menstruasi
Menarche : 13 th Warna : Merah
Siklus : 28 hari disminorea : -
Lama : 7 hari fluor Albus : -
4. Riwayat
kehamilan yang Lalu
no
|
Tahun
|
Tempat
bersalin
|
U
K
|
Jenis
persalinan
|
penolong
|
JK
|
BB
TB
|
Keadaan
|
KB
|
1
|
1990
|
BPM
|
36
|
Spt
|
Bidan
|
L
|
3,1/ 52
|
Hidup
24 th
|
-
|
2
|
1994
|
BPM
|
40
|
Spt
|
Bidan
|
L
|
3,5/ 50
|
Hidup
20 th
|
-
|
3
|
1999
|
RS
|
42
|
Spt
|
Bidan
|
P
|
3,0 / 51
|
Hidup
15 th
|
MOW
|
4
|
H
|
A
|
M
|
I
|
L
|
|
I
|
N
|
I
|
5. Riwayat
KB
Ibu
mengatakan pernah ikut KB MOW
6. Riwayat
Penyakit yang Lalu
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat
penyakit menurun , menular menahun ( asma, kencing manis, HIV/AIDS, jantung)
7. Riwayat
Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai
riwayat penyakit menurun , menular menahun ( asma, kencing manis, HIV/AIDS,
jantung)
8. Riwayat
Psikologis
Riwayat
pernikahan : kawin ke 2
Lama
nikah : 8 th
9. Pola
kebiasaan Sehari hari
·
Nutrisi
-
sebelum
MRS : makan 3x sehari , minum 1 liter
sehari
-
MRS : puasa post op
·
Istirahat
-
Sebelum
MRS : tidur malam 7 jam ( 21:00-04:00 )
Tidur siang 1 jam ( 14:00-15:00)
-
MRS : pasien mengeluh sering tidak
bisa tiidur di RS jadi tidak teratur.
·
Eliminasi
-
Sebelum
MRS : BAB 1x/ hari , BAK 5-6x/hari
-
MRS : BAB tidak teratur, BAK ±1400 cc/hari
·
Personal hygine
-
Sebelum
MRS : mandi 2x/hari, ganti baju
2x/hari, sikat gigi 2x/hari
-
MRS : mandi 2x/hari (sibling),
ganti baju 2x/hari, sikat gigi 2x/hari
B. Data
Objektif
KU : Syok RR : 20x/mnt
TD : 90 / palpasi TB : 150
cm
N : 92 x/ mnt BB : 61
kg
S : 36,6 º C lila :
26 cm
1. Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi
Kepala : simetris, tidak ada benjolan
Muka : pucat
Mata : konjungtiva anemis sclera putih
Mulut : simetris, stomatitis - , carries -
Hidung : simetris tidak ada secret
Telinga : simetris tidak ada serumen
Payudara : simetris , putting susu menonjok
Abdomen : tidak ada luka dan ada luka bekas
oprasi
Genetalia : adanya flek flek darah
Ekstremitas
A/B : normal , tidak ada polydactily
sindactily, amelia
b. Palpasi
Leher : pembengkakan kelenjar tyroid dan
limfe ( - )
Payudara : tidak ada benjolan yang abnormal
Abdomen : adanya nyeri tekan
c. Auskultasi
Dada : normal, tidak ada wheezing dan ronchi
Abdomen : bising usus normal
d. Perkusi
Ekstremitas
A/B , kanan dan kiri : reflek patella +/+
2. Pemerikksaan
Penunjang
HB : 8 gr
USG : + KET
II.
Interpretasi Data
Tanggal
: 20 05 2014
Dx : Ny “H” 44 th G4P30003
dengan KET dan Syok
Ds : ibu mengatakan hamil 2 bulan keluar flek
flek darah dan nyeri perut yang hebat.
Do : KU :
Syok RR : 20x/mnt
TD : 90/ palpasi TB : 150 cm
N : 92x/mnt BB : 61 kg
S : 36,6ºC Lila : 26 cm
Kebutuhan
:
1.
Kolaborasi dengan dokter SpOg
2.
Melakukan
penanganan pasien syok
3.
Observasi
TTV
III.
Identifikasi Masalah dan Diagnose Potensial
Diagnose
potensial : kematian
Masalah
potensial : kematian
IV.
Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera
Kolaborasi
dengan dokter SpOg
V.
Intervensi
Dx : Ny “H” 44 th G4P30003
dengan KET dan Syok
Tujuan:
1.
Memperbaiki
kondisi pasien dengan kolaborasi dengan dokter
2.
Syok
teratasi
3.
Operasi
berhasik dan KET teratasi
Kriteria
:
1.
KU
pasien membaik
2.
KET
dapat diatasi
3.
Tanda
tanda vital normal
4.
Operasi
berjalan normal
Intervensi
1.
Lakukan
kolaborasi dengan dokter SpOg
R/ KET teratasi dengan operasi laparatomi
2.
Lakukan
penanganan pasien syok
R/ KU
pasien baik dan syok teratasi
3.
Lakukan
konseling kepada keluarga tentang kondisi pasien
R/
keluarga pasien mengerti tentang kondisi pasie dan menerima segala hal yang
terjadi
VI.
Implementasi
Tanggal / jam
|
Kegiatan
|
ttd
|
20-05-2014
11:00
13:00
|
1.
Melakukan
kolaborasi dengan dokter SpOg
-
Di
lakukannya operasi laparatomi pada pasien
2.
Melakukan
penanganan pasien Syok
-
Teknik
ABC
-
Memberikan
terapi infuse pada tangan kiri dan kaki pasien
-
Observasi
tanda tanda vital
3.
Melakukan
konseling kepada keluarga pasien yakni memberitahu keluarga tentang kondisi
pasien syok. Konseling kepada keluarga akan di lakukannya operasi laparatomi.
Konseling kepada keluarga tentang hal hal yang akan terjadi pada pasien
1.
Dilakukannya
operasi laparatomi
-
Operasi
selesai jam 14:00
-
Tidak
terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
-
Tidak
terjadi perdarahan
-
Syok
teratasi
|
|
VII.
Evaluasi
Tanggal
: 20 05 2014
Jam :
14:00
S : Ibu mengatakan pusing- pusing dan
menggiil
O : KU :
Baik
TTV :
TD : 110/70 mmhg
N : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,5ºC
HB :
8 gr
Urin :
300 cc
A : post Op Laparatomi
P :
1. konseling keluarga tentang kondisi
pasien
2. tranfusu darah
3. infuse RL
4. inj trovensis 4 gr
5. inj miloz 2 gr
6. inj phetidin
7. syok teratasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal / jam
|
Catatan Perkembangan
|
ttd
|
20 05 2014
19:00
21 05 2014
05:00
21 05
2014
19:00
22 05 2014
05 : 00
|
S :
ibu mengatakan nyeri di bagian perut bekas oprasi
O:
TTV : TD :120/70 mmhg
N :82 x/mnt
S :36,2 º C
RR : 20 x/mnt
A : 7
jam post op laparatomi
P :
1. Infuse RL
2.
Inj.
Santagesik 1 amp
3.
Inj.
Neurosanbe 1 amp
S :
ibu mengatakan merasa baikan dan sudah bisa miring kanan dan miring kiri
O:
TTV : TD : 110/80 mmhg
N : 82
x/mnt
S : 36,0 º C
RR : 20
x/mnt
A : 1
hari post op
P
:- Infuse RL
- Inj. Santagesik 1 amp
-Inj. Neurosanbe 1 amp
S :
ibu mengatakan tidak pusing dan sudah baikan
O:
TTV : TD :110/80 mmhg
N :80 x/mnt
S :36,6 º C
RR : 22 x/mnt
A : 1
hari post op
P :
aff infuse
Aff DK
S :
ibu mengatakan sudah bisa jalan dan mandi sendiri
O:
TTV : TD :110/80 mmhg
N :80 x/mnt
S :36,2 º C
RR : 20 x/mnt
A :2
hari post op
P :
pasien persiapan pulang
|
|
BAB
IV
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Penanganan pasien KET yang di sertai dengan
KU Syok dapat teratasi dengan penanganan syok ABC , dan dengan terapi infuse RL
di grojog sebanyak 2 ( di tangan dan di kaki ). Beserta operasi laparatomi yang
berkolaborasi dengan dokter SpOg dan juga disertai dengan tranfusi darah.
II.
SARAN
Untuk mahasiswa sebagai calon tenaga
kesehatan hendaknya melakukan pengkajian yang komprehensif. Dan lebih banyak
belajar atau memahami kondisi pasien pasien di rumah sakit. Tidak lupa juga
selalu menjaga nama baik institusi dan diri sendiri.